Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) telah mengumumkan klasifikasi dan pemeringkatan perguruan tinggi klaster pertama untuk tahun 2015 ini.
Untuk menilai dan memposisikan perguruan tinggi tersebut, Kemenristek Dikti melakukannya berdasarkan empat kriteria, yaitu kualitas sumber daya manusia, kualitas manajemen dan organisasi, kualitas kegiatan kemahasiswaan, serta kualitas penelitian dan publikasi ilmiah.
Empat kriteria tersebut memaparkan posisi setiap perguruan tinggi masing-masing, sehingga setiap kampus berada di urutan yang berbeda, berdasarkan empat kriteria itu.
Namun, bila dilihat secara keseluruhan, maka Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi nomor satu sebagai pemegang gelar perguruan tinggi terbaik secara keseluruhan, diikuti 10 perguruan tinggi lainnya.
Yang menarik, terdapat tiga perguruan tinggi swasta (PTS) yang berhasil menembus nominasi perguruan tinggi negeri (PTN) dalam pengumuman klaster pertama tahun ini, yaitu: Universitas Gunadarma, Universitas Petra Surabaya dan Universitas Islam Indonesia.
10 kampus yang dimaksud yakni Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Brawijaya, Universitas Padjajaran, Universitas Airlangga, Universitas Sebelas Maret, Universitas Diponegoro, dan Universitas Hasanuddin.
Seperti yang dikutip detik.com dari laman Kemenristek Dikti Kopertis XII, berikut susunan kampus untuk kategori perguruan tinggi terbaik
Berdasarkan kualitas Sumber Daya Manusia:
1. Institut Pertanian Bogor (IPB)
2. Universitas Gadjah Mada (UGM)
3. Institut Teknologi Bandung (ITB)
4. Universitas Negeri Malang
5. Universitas Indonesia (UI)
6. Universitas Negeri Makassar
7. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
8. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
9. Universitas Airlangga (UNAIR)
10. Universitas Bengkulu
Sementara pada kategori perguruan tinggi terbaik berdasarkan kualitas manajemen secara berurutan adalah sebagai berikut:
1. PENS-ITS (PTN)
2. Universitas Gunadarma (PTS)
3. ITS (PTN)
4. UGM (PTN)
5. UI (PTN)
6. ITB (PTN)
7. IPB (PTN)
8. Universitas Kristen Petra (PTS)
9. Universitas Sebelas Maret (PTN)
10. Universitas Islam Indonesia (PTS)
Dan pada kategori perguruan terbaik berdasarkan kualitas penelitian dan publikasi, Kementerian Ristek dan Dikti membaginya menjadi dua.
1. Institut Teknologi Bandung (ITB)
2. Insitut Pertanian Bogor (IPB)
3. Universitas Indonesia (UI)
4. Universitas Gadjah Mada (UGM)
5. Universitas Padjajaran (UNPAD)
6. Universitas Hasanuddin (UNHAS)
7. Universitas Sebelas Maret (UNS)
8. Universitas Brawijaya (UB)
9. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
10. Universitas Diponegoro (UNDIP)
Sedangkan pada bagian kedua perguruan tinggi berdasarkan kualitas kegiatan mahasiswa, secara berurutan adalah:
1. Universitas Gadjah Mada (UGM)
2. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
3. Universitas Brawijaya (UB)
4. Institut Teknologi Bandung (ITB)
5. Institut Pertanian Bogor (IPB)
6. Universitas Indonesia (UI)
7. Universitas Airlangga (UNAIR)
8. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)
9. Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)
10. Universitas Diponegoro (UNDIP)
Secara total dan keseluruhan, ada 11 Perguruan Tinggi terbaik yang mendapatkan skor tertinggi klasifikasi dan tergabung dalam klaster satu:
1. Institut Teknologi Bandung (ITB); skor total 3.743
2. Universitas Gadjah Mada (UGM); skor total 3.690
3. Institut Pertanian Bogor (IPB); skor total 3.490
4. Universitas Indonesia (UI); skor total 3.412
5. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS); skor total 3.289
6. Universitas Brawijaya (UB); skor total 3.217
7. Universitas Padjadjaran (UNPAD); skor total 3.075
8. Universitas Airlangga (UNAIR); skor total 3.064
9. Universitas Sebelas Maret (UNS); skor total 3.035
10. Universitas Diponegoro (UNDIP); skor total 2.983
11. Universitas Hasanuddin (UNHAS); skor total 2.978
Menristek Dikti M Nasir berharap, para SDM lokal — yang termasuk dari lulusan kampus-kampus ini — nantinya tak kalah bersaing di jagat teknologi.
“Indonesia harus mengembangkan riset dan inovasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Indonesia harus punya mimpi. Kita bisa bersaing di kancah dunia melalui ekonomi kreatif yang sangat pesat pertumbuhannya pada industri animasi,” papar Nasir.